SUNTIKAN LEMBUT MENEMBUS LIMITER RPM
Sehari setelah acara launching 1 Agustus, Kawasaki Riders Magazine diberikan kesempatan menjajal New Ninja 250 Injection. Test
ride yang digelar di sikrkuit Sentul, Bogor ini antusias diikuti para
undangan yang kebanyakan para wartawan di bidang otomotif. Mereka
umumnya terhenyak di luar eskpektasi dengan hadirnya Ninja injeksi ini,
yang ternyata membawa segudang fitur baru dibalik desainnya yang keren.
Maka dari itu, kami tak sia-siakan untuk mencobanya.
Dimulai dari menengarkan bunyi knalpot
kini lebih lembut dan merdu. Meski masih terdengar bunyi khas muffler
Ninja 250 sebelumnya. Duduk di atas jok posisi setang sedikit lebih
tegak, dan yang menyenangkan lagi perut tidak mengganjal tangki saat
tubuh direbahkan ke depan. Terasa lebih nyaman saat melongok ke instrument cluster
tampilannya mewah, perpaduan indicator digital dan analog. Melaju
dengan santai di atas sport turing ini serasa lebih percaya diri.
Lantaran desainnya lebih futuristik layaknya moge Kawasaki berkapasitas
600 cc dan 1.000 cc (ZX-6R atau ZX-10R). Didukung pula veleg model akar
masih menjadi pertimbangan sebagai tren dunia, hanya saja bentuknya beda
dengan versi lawas. Sepintas menyerupai honey comb (sarang lebah tempat
menyimpan madu) yang bercorak hexagonal.
Ban depan mengusung ukuran 110/70-17,
sementara ban belakang lebih lebar lagi dengan telapak 140/70-17.
Menjadikan performa dalam manuver di atas rata-rata motor 250 cc yang sekelas. Hal ini terbukti saat menjajal motor di sirkuit balap yang sebenarnya.
Melakukan
cornering dengan kecepatan di atas 100 km/jam tidak menjadi kendala
karena tapak yang lebar tadi. Bahkan raungan mesin injeksi yang
berkarakter smooth enak saja digeber hingga rpm limit mencapai angka
12.500 rpm. Tak terasa ketika motor sudah mendekati R1 alias tikungan
pertama sirkuit Sentul, angka di spidometer mencapai angka 159 km/jam.
Itu juga karena grip gas keburu dilepas. Barangkali, bila motor digeber
M.Fadli yang notabene pembalap tim pabrikan Kawasaki Indonesia, angka
160-165 km/jam bisa diraih dengan mudah.
Melakukan manuver dengan kondisi trek
wide curve menjadi mudah dilakukan karena tenaga dari mesin yang sangat
responsif. Tak seperti mesin 250 cc versi karburator yang cenderung
bertorsi galak, versi injeksi lebih smooth dalam menjaga rpm, tapi
dibarengi dengan pencapaian akselerasi lebih cepat. Dibekali fuel injection system
dengan dual throttle mechanism berupa dua bilah skep dipasang sejajar
pada satu throttle body, dimana main throttle berdiameter 28 mm dan
sub-throttle berdiameter 42 mm, yang didesain progresif. Hebatnya,
kedua skep sejajar bisa berfungsi bersamaan saat mencapai rpm tertentu.
Atau sebaliknya, bekerja secara parsial bila kebutuhan mesin tak butuh
pasokan udara dan bahan bakar dalam jumlah banyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar